Jumat, 29 Oktober 2010

Pentingnya Pendidikan Bagi Individu

Manusia yang menghayati kebahagiaan adalah manusia pribadi manusia yang menghayati segenap keadaan dan kemampuannya. Manusia menghayati kebahagiaan apabila jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai pandangan hidup yang kukuh sera kepribadian selaras dan seimbang.
Ada 4 macam dimensi yang akan di bahas, yaitu ;
- Dimensi keindividualan
- Dimensi Kesosialan
- Dimensi Kesusilaan
- Dimensi Keberagaman

I . Dimensi Keindividualan
Lysen mengartikan individu sebagai “ orang-seorang “, sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi. Selanjutnya individu ddi artikan pribadi.Setiap anak manusia yang di lahirkan telah di karuniakan potensi untuk menjadi berbeda dari yang lainnyaatau mennjadi dirinya sendiri. Individu memiliki khendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendidri merupakan cirri yang sangat esensial dari adanya pada diri manusia itu sendiri. Kepribadian seseorang tidak akan terbentuk dengan semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai miliknya. Padahal fungsi utma pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk kepribadiannya. Pola pendidikan yang bersifat demokratis di pandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan berkembangnya potensi individuallitas seseorang. Tugas pendidik hanya menunjukkan jalan dan mendorongsubjek didik bagaimana cara memperoleh sesuatu dala mengembangkan diri dengan berpedoman pada prinsip ing ngarso sungtuludo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani .

II. Dimensi Kesosialan
Setiap bayi yang lahir di karuniai potensi sosialitas. Artinya, setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalam terkandung unsure saling memberi dan menerima. Adanya dimensiasi kesosialan tampak lebih jelas pada dorongna untuk bergaul. Seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interksi dengan sesamanya. Seseorang berkesempatan untuk belajar dari orang lain, mengidentofikasi sifat-sifat yang di kagumi dari orang lain untuk di milikinya, serta menolak sifat-sifat yang tidak di cocokinya.

III. Dimensi Kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering di gunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi yang berbeda yaitu etiket ( persoalan kepantasan dan kesopanan ) dan etika ( perasoalan kebaikan ).Persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai.



Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk menganmbil keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga di katakana manusia itu adalah makhluk susila. Nilai-nilai merupakan selalau di junjung tinggi oelh manusia karena mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan dan sebagainya.

IV. Dimensi Keberagaman
Pada hakikatnya manusia adalah makhkuk religius. Sejak dahulu kala, sebelum manusia mengenal agaam mereka telah percaya bahwa di luar alam yang dapat di jangkau dengan perantaraaan alat indranya, di yakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguaasai hidup alam semesta ini. Untuk dapat berkomunikasi dan mendekatka diri kepada kekuatan tersebut terciptalah mitos-mitos. Kemudian setelah ada agama, maka manusia mulai menganutnya. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa agama menjadi sandaran vertical manusia. Manusia dapat menghayati agamanya melalui pendidikan agama. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beragama di mulai sejak sedini mungkin, meskpun masih terbatas pada latihan kebiasaan tetapi pengembangan pengkajian lebih lanjut tentunya tidak dapat di serahkan hanya kepada orang tua. Untuk itu pengkajina agama scra missal dapat di manfaatkan misalnya pendidikan agama di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar